Design Thinking: Definisi Dan Tahapan Design Thinking





Apa itu design thinking?

Design Thinking adalah pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna. Design thinking meliputi proses-proses seperti analisis konteks, penemuan dan pembingkaian masalah, pembuatan ide dan solusi, berpikir kreatif, membuat sketsa dan menggambar, membuat model dan membuat prototipe, menguji dan mengevaluasi.

Setelah kita mengetahui definisi design thinking kita menjadi lebih paham bahwa untuk menyelesaikan masalah dalam proses design thinking membutuhkan bebrapa tahapan diantaranya yaitu:


1. Empathize

Tahapan pertama dalam pendekatan design thinking adalah empathize. Pada tahap ini, tim perancang harus memahami secara mendalam bagaimana pengalaman dan kebutuhan pengguna. 

Anda harus mampu melihat perspektif dari kacamata pengguna. Identifikasilah tantangan yang mereka hadapi, bukan hanya dari segi teknis atau organisasional, tapi juga dari segi emosi.

Selama tahap empathize, Anda bisa menggunakan berbagai teknik seperti wawancara, observasi, dan menyusun buyer persona untuk mengumpulkan informasi yang dapat membantu mereka mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pengguna. 

Menurut Buku The Design Thinking oleh Michale Lewrick, dkk., tahap emphatize ini umumnya dibagi menjadi dua proses inti, yaitu: 

Understand: Mencoba mengetahui masalah yang terjadi, apa solusi yang diharapkan, ketersediaan sumber daya, serta batasan-batasan yang ada.

Observe: Melakukan observasi mendalam dengan melibatkan kontribusi langsung dari pengguna, berupa saran, keluhan, dan harapan. 


2. Define

Tahapan design thinking selanjutnya adalah define. Setelah melakukan tahapan emphatize, kita harus mengolah hasilnya menjadi problem statement. Meski tidak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan pendekatan design thinking, namun bisnis dan perusahaan tetap harus berfokus pada kepentingan target konsumennya alih-alih mengutamakan kepentingan perusahaan itu sendiri. 

Untuk mengolah hasil emphatize menjadi problem statement kita dapat menggunakan cara seperti:

1). Analisis Data: Kumpulkan semua informasi yang didapatkan dari tahap Empathize (observasi, wawancara, survei, dll.).

Identifikasi Masalah: Dari data tersebut, identifikasi masalah utama yang dialami oleh pengguna.
Rumuskan Pernyataan Masalah: Susun pernyataan masalah yang jelas, ringkas, dan spesifik. Pernyataan masalah ini harus berpusat pada pengguna dan menjelaskan kebutuhan yang belum terpenuhi. Contoh: "Pengguna merasa kesulitan dalam mencari informasi produk karena website yang rumit dan tidak intuitif." 

2). Membuat User Persona:

Profil Fiktif:
User Persona adalah representasi fiktif dari target audiens.

Detail Informasi:
Persona mencakup informasi demografis, perilaku, motivasi, tujuan, dan tantangan yang dihadapi pengguna.


3. Ideation
Setelah mengetahui permasalahan utama, tahap selanjutnya adalah ideasi atau menghasilkan ide dan solusi inovatif atas permasalahan tersebut. 

Tahapan ideation bisa dilakukan dengan menggelar rapat inti bersama pemegang kekuasaan terkait. Semakin banyak orang yang terlibat, maka semakin besar persentase keunikan ide yang terlahir. 

Untuk melakukan proses ideasi, Anda bisa menggelar: 

FGD; Focus Group Discussion
Analisa 5 whys. 
Mind mapping.

4. Prototype
Ide dan solusi yang dirancang sebelumnya kemudian akan dituangkan langsung ke dalam bentuk nyata dan siap diuji (prototype).  

Proses prototyping melibatkan pembuatan model fisik, mockup, atau representasi visual lainnya yang membantu tim dan pemangku kepentingan untuk mencoba produk secara lebih konkret. 

Prototipe ini berperan penting untuk mengkomunikasikan ide dengan lebih jelas dan mengumpulkan umpan balik awal dari pengguna.

5. Test
Setelah prototype selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah melakukan testing. Proses pengujian ini akan dinilai langsung oleh target pelanggan untuk memastikan kebutuhannya telah terjawab. 

Beberapa metrik pengujian yang berfungsi untuk menilai kualitas produk/jasa antara lain:

- Mudah atau tidaknya penggunaan. 
- Tingkat efisiensi saat menggunakan produk/jasa.
- Kepuasan pengguna secara keseluruhan.
- Berapa banyak kesalahan yang terdeteksi. 

6. Implement 
Jika prototype sudah lolos pengujian, maka tahap terakhir adalah implementasi. Produk/jasa yang sudah dirancang sedemikian rupa bisa dirilis untuk digunakan langsung oleh pengguna.


Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/design-thinking/?srsltid=AfmBOopBvxg-                        eirLIfFOQGovujLgDWc85gBXI7bfanRUgJLkDtLY_w4V
               https://cmlabs.co/id-id/seo-guidelines/contoh-design-thinking



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama